Direct Hydrocarbon Indicators (DHI)
Direct Hydrocarbon Indicators/DHI membantu untuk menyimpulkan adanya akumulasi hidrokarbon pada data seismik. DHI memberikan tambahan untuk mengevaluasi potensi hydrocarbon drillable prospect. DHI disebabkan oleh kandungan porefill, kontak fluida dan/atau perubahan tinggi kolom Hidrokarbon. DHI terdiri dari :
– Flat spots, yang merupakan sub-horizontal events yang menunjukkan kontak fluida dalamreservoir. Ini dapat berupa kontak baik gas/minyak, gas/air, dan minyak/air. Kontak minyak/air (Oil Water Contact/OWC) dalam banyak kasus tidak terlihat karena kurangnya kontras acoustic impedance atau terbatasnya ketinggian oil column.
Dual flat spots pada clastic reservoir sequence, offshore Nigeria. Kontak Gas–minyak dan minyak–air keduanya reflektif dan muncul sebagai event seismik yang berbeda. Kontak minyak-air lebih dari 2 kilometer (modified after Brown 1999, Courtesy Mobil Production Nigeria Inc).
– Velocity pull-down/pull-up effects, efek ini bisa menjadi sangat "halus". Hal ini biasanya diakibatkan oleh peningkatan lokal kolom gas yang tebal Gas yang mempunyai kecepatan yang lebih lambat menghasilkan efek pull-down. Kecepatan pull-down terjadi ketika suatu lapisan dangkal atau fitur dengan kecepatan seismik yang rendah (e.g., shale diapir atau gas chimney) dikelilingi oleh batuan dengan kecepatan seismik yang lebih tinggi membentuk apa yang tampak sebagai structural low di bawahnya. Setelah fitur ini diubah dari time ke depth, apparent structural low ini berkurang ukurannya. Sedangkan kecepatan pull-up merupakan kebalikannya, yaitu ketika suatu lapisan dangkal atau fitur dengan kecepatan seismik yang tinggi (e.g., kubah garam atau reef carbonate) dikelilingi oleh batuan dengan kecepatan seismik yang lebih rendah membentuk apa yang tampak sebagai structural high di bawahnya. Terkadang flat spot adalah sesuatu yang miring pada TWT section dikarenakan efek kecepatan (Brown, 1988), dan juga mungkin bahwa masing-masing faultblock memiliki gas-water contact (Brown, 1999).
Top Reservoir (warna biru) menunjukkan brightening (penguatan respon amplitudo) diatas zona dimana HC berada. DHI memanjang hingga area kontur tertutup dan structural spill point terlihat pada sebelah kiri (Courtesy TFE)
Dalam mengevaluasi bright dan dim spots, interpreter harus sadar bahwa refleksi amplitudo juga disebabkan tuning effects, oleh perubahan ketebalan lateral pada reservoir section atau perubahan pada overburden properties. Ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan matrix properties, ukuran butir, dan komposisi batuan. Efek AVO, terdapat pada CDP Gathers, muncul dalam hasil stack dan digunakan dalam time migration. Pada kasus kelas 2 sand, terdapat pembalikan polaritas padaNMO-corrected gather dan dapat menyebabkan amplitudo berlawanan untuk Top Gas dan water filled sand (dimming). Pada Kelas 3 AVO sand, hasil stacking menunjukkan brightening pada Top reservoir yang mengandung HC.
– Phase changes, batas antara shale dan gas sand mempunyai RC negatif dimana batas antarashale dan brine sand mempunyai RC positif. Oleh karena itu ada 180 derajat perubahan fasa dalam wavelet pada Top sand sebagai perubahan dari brine ke gas.
Ini terkadang dapat dilihat pada data seismik dan dua line seismik mempunyai potensial GWC's berdasarkan identifikasi perubahan fasa. Pada gambar dibawah terlihat Miocene section yang terdiri dari floodplain silts dan clays dengan lignit, limy zones dan channel sands. Lignites dan lime streak memberikan peningkatan pada anomali amplitudo yang menyerupai gas tapi dapat dikenali dari gas dengan perbedaan polaritas pada refleksi. RC positif digambarkan dengan peak. Peningkatan amplitudo dan pulse broadening pada gas sand adalah hasil dari kecepatan gas sand1500 m/sec, kecepatan water sand 2100 m/sec, dan kecepatan shale cap juga 2100 m/sec.
Miocene section yang terdiri dari floodplain silts dan clays dengan lignit, limy zones dan channel sands
Tidak ada komentar:
Posting Komentar